Jeddah menjadi salah satu kota besar di Arab Saudi. Kota yang bisa diartikan sebagai Nenek ini
menjadi salah satu pusat bisnis Kerajaan Arab Saudi. Di Jeddah, menjadi surga
bagi Anda yang gemar berbelanja. Kota
ini juga dijadikan pintu masuk bagi umat Islam yang akan menunaikan ibadah haji
atau umroh.
Sepintas, Jeddah sama seperti kota sibuk lainnya di dunia. Namun ada beberapa peninggalan sejarah seperti Makam Siti Hawa dan Masjid Qisas. Beberapa lokasi bersejarah akan menjadi tujuan ziarah para jamaah haji Indonesia. Memang, untuk sejarah Islam, Makkah dan Madinah lah tempatnya.
Air mancur yang digerakkan tiga pompa raksasa ini mampu menembakkan 625 liter air per detik dengan kecepatan 375 kilometer per jam. Pancuran airnya semakin indah bila tiupan angin di sekitar laut cukup kencang. Air mancur tersebut akan berbentuk seperti separuh kipas raksasa.
Pembangunan perdana air mancur ini dimulai pada 1980. Lima tahun kemudian, air mancur ini mulai beroperasi dan telah berjalan tanpa kesulitan kendala selama lebih dari 20 tahun. Kerajaan Arab Saudi sangat menjaga dan memelihara infrastruktur yang menjadi cikal bakal air terjun tersebut.
Pemerintah Arab tetap menjaga kelangsungan ekosistem di Laut Merah. Terjadinya korosi dan abrasi sudah dipertimbangan secara matang oleh pemerintah Arab Saudi. Maklum, tiga pompa raksasa yang menyedot air Laut Merah bisa memicu terjadinya gangguan ekosistem laut.
Kini, air mancur tersebut menjadi kebanggan Arab Saudi, terutama warga Kota Jeddah. Kala hari libur, Kamis dan Jumat, tepian pantai Laut Merah penuh dengan para pengunjung. Warga setempat membawa sanak keluarganya bersenda gurau di tepian pantai.
Okezone yang sempat berdiri di tepian laut, merasa adanya air mancur tertinggi di dunia tersebut melengkap keindahan Laut Merah. Apalagi, bila Anda melihat air mancur tersebut pada senja atau malam hari. Di sekitar air terjun tersebut tampak seperti adanya kabut.
Jadi, tidak ada salahnya bagi Anda untuk memandang keindahan air mancur tertinggi di dunia saat berada di Jeddah.